Peralatan Penyimpana Arsip
PERALATAN DAN SUMBER DAYA KEARSIPAN
A.
Macam-Macam Alat Penyimpanan Arsip
Peralatan
penyimpanan dapat digolongkan menjadi peralatan manual, mekanis dan otomatis.
Peralatan penyimpanan manual menyediakan ruang penyimpanan untuk dokumen,
sehingga pemakai harus menuju berkas untuk menyimpan atau mengambil dokumen.
Peralatan
penyimpanana manual terdiri dari:
1. Spindle
file.
Ditemukan
pada abad ke 16, alat ini merupakan sebuah jarum besar atau paku menganga
keatas yang ditancapkan pada papan atau kertas tebal. Alat ini dapat dikatan
revokusioner karena dokumen kertas dapat langsung ditancapkan dipaku tersebut
dan tidak memerlukan ruangan khusus. ingga kini spindle file masih
digunakan untuk menyimpan catatan, bon, rekening dan dokumen kecil lainnya.
2. Filing
cabinet.
Mulai
digunakan sejak tahun 1800-an dan hingga sekarang masih digunakan. Dokumen
kertas pada mulannya disimpan mendatar, dan apabila bertambah banyak akan
disusun menurut abjad dan ditegakkan. Dengan bertambahnya vokume dan jumalah
dokumen yang disimpan, maka jumlah lacih akan bertambah yang mengakibatkan
masalah penyimapanan dan pencarian makin sulit. Untuk memudahkan dan
mempercepat pencarian maka penjajaran vertikal sering digunakan. Untuk
kenyamanan pengguna, biasanya lemari penjajaran vertical dua laci sering
digunakan menyamping meja sehingga pemakai tetap dapat duduk ketika menyimpan
atau menemukan dokumen yang dimaksud. Lemari yang menggunakan 3 laci sering
digunakan sebagai counter pada beberapa divisi yang berhubungan dengan
pelanggan, sedangkan unit 4 laci merupakan lemari vertikal yang populer saat
ini. Saat ini lemari 5 laci mulai banyak digunakan karena mampu menampung 25%
lebih banyak dai kapasitas lantai yang sama. Lemari jenis ini disarankan dipakai
untuk satu orang karyawan yang mempunyai tempat kerja yag relatif sempit.
3. Open-self
file
Berupa
jajaran dokumen yang dilakukan pada lemari terbuka (sama dengan rak buku).
Dokumen dapat diakses dari samping, begitu juga panduan dan pengenal folder.
Lazimnya rak memiliki kelebaran sampai dengan 80 cm dengan jumlaah deratan
bertingkat antara 2 samapi 8 tingkat. Dokumen biasanya disimpan dalam folder
bukan laci, sehingga pencarian dokumen lebih cepat dari pada lemari besi
vertical. Lemari jenis ini biasanya digunakan untuk ruang kerja dengan materi
dokumen yang lebih besar dan frekuensi penjajaran lebih dari 100 penjajaran
setiap hari. Seorang karyawan yang terlatih mampu menjajar 30-40 dokumen
perjam. Bila ada tambahan dokumen, rak dapat ditinggikan ketas.
4. Lateral
files
Adalah unit
penyimpanan di mana dokumen diakses dari samping secara horizontal. Lemari
jenis ini relatif sama dengan lemari kedua, namun laci yang digunakan tidak
terlalu lebar dan dalam. Dengan karakteristik ini, ruang gang yang akan digunakan
akan lebih sedikit, sekitar 33 cm diandkingkan 53 cm bagi lemari vertikal.
Lemari ini dioperasikan dengan menarik keluar yang umumnya mempunyai 2 sampai 5
laci, dan laci teratas maupun terbawah digunakan untuk menyimpan dokumen yang
kurang aktif sebelum pemeindahannya kepusat dokumen. Biasanya laju rujukan bagi
dokumen yang disimpan di dalamnya lebih dari 20 dokumen per jam.
5. Unit box
lateral file
Box ini menggunakan
rancangan kotak khusus yang dapat digantung pada rel yang ditempelkan pada
tiang sepanjang rel. Setiap kotak mampu memuat dokumen setebal 10 cm yang
tergantung agak miring untuk memeprcepat rujukan, sehingga tidak perlu
mengambil folder sebelum menyimpan dan pencarian dokumen. Lazimnya lemari ini
lebih tinggi dibandingkan rak terbuka.
6. Lemari
Cardex
Menyimpan
stok kartu yang dijajarkan dalam berbagai ukuran sehingga pemakai dapat
menggunakannya sebagai referensi informasi yang dibutuhkan (hampir mirip dengan
yang digunakan pada perpustakaan), seperti catatan kegiatan (bon da tagihan). Ada
tiga jenis kartu indeks yang digunakan, yaitu index card berukuran (12,5 x ,5
cm), (15 x 10 cm), atau (20 x 12 cm), aperture card (8,125 x 18,4 cm), dan
ledger card (13,75 x 21,25 cm) yang digunakan untuk mencatat tagihan dan
rekening. Peralatan seperti ini berupa lemari dengan laci yang tinggi tertentu
dan kadang –kadang disekat untuk menyimpan dua baris kartu per laci, sehingga
pemakai dapat melihat setiap kartu dan mengenali informasi yang terekam dalam
kartu dan biasanya disebut kardex.
7.
Microrecord file
Merupakan
laci penyimpanan vertikal yang terdiri dari kartu berukuran kecil. Kotak ini
memiliki pembagi laci yagn daapt memuat mikrofile, kartu legam (aperture
card), mikrofilm. Biasanya satu lemari terdiri atas 4 sampai 11 laci dan
terbuat dari berbagai bahan plastik sampai logam. Berbagai jenis media yang
digunakan organisasi membutuhkan peraltan yang dapat menyimpannya. Salah satu
diantaranya ialah center hooh file, yang memungkinkan berbagai jenis
media tergantung pada tiang yang sama dengan gantunga lemari. Cetakan komputer,
mikrofis, disket, pita magnetis, surat dan kertas ukuran legal, serta media
audio-visual tergantung pada tiang penggantung. Media ini dapat dipasang pada
unit rak atau tembok di atas komputer sehingga memudahkan akses dan pamanfaatan
ruangan yang efisien.
8. Compact
Rolling Shelving
Adalah
lemari untuk menyimpan file/dokumen yang diletakkan berjajar dan dapat bergerak
di atas rel secara manual maupun mekanis, sehingga tejadi efisiensi pemakaian
ruang penyimanan arsip. Arsip lebih mudah dicari, aman, dan
terhindar dari resiko kehilangan. Kantor terlihat lebih rapid an bersih. Sangat
cocok untuk arsip dalam jumlah banyak.
9. Rotary
Filing Cabinet
Merupakan
cabinet untuk penyimpanan arsip menggunakan Sistem Carousel. Yakni, arsip-arsip
disimpan di dalam map khusus, yang diletakkan tergantung memutari suatu
piringan (tier). Piringan dapat berputar ke dua arah.
10. Map
Rotary
Adalah map
khusus yang digunakan untuk menyimpan file pada Rotary Filing Cabinet
11. Tray
cabinet atau credensa
Adalah
cabinet yang berupa laci-laci yang dilengkapi dengan index dan label index,
dibuat untuk penyimpanan dan transit arsip-arsip aktif untuk memudahkan
pencarian dan meningkatkan tertib administrasi.
12. Forlder
(map)
Ialah
semacam map tetapi tida mempunyai daun penutup. Pada folder terdapat tab,
yiatu bagian yang menonjol pada sisi atas untuk menempatkan judul file yang
bersangkutan. Lipatan pada dasar folder dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menambah daya muat naskah-naskah/dokumen. Pada umumnya folder dibuat dari
kertas manila dengan ukuran panjang 35 cm, lebar 24 cm dan tabnya berukuran 8-9
cm panjang dan 2 cm lebar. Folder diisi dengan naskah-naskah arsip/dokumen
hingga merupakan bagian terkecil dalam klasifikasi suatu masalah. Itulah sebabnya
maka tabnya sebaiknya di ujung paling kanan agar mudah terlihat secara
keseluruhan dalam susunan.
13. Guide (petunjuk dan pemisah)
Guide
merupakan petunjuk tempat berkas-berkas arsip disimpan, dan sekaligus berfungsi
sebagai pemisah antara berkas-berkas tersebut. Bentuknya persegi empat panjang
dengan ukuran:
Panjang
33 – 35 Cm
Tinggi
23 – 24 Cm
Guide juga
mempunyai tab (bagian yang menonjol di atasnya dengan ukuran sama seperti
ukuran tab pada folder. Tab berguna untuk menempatkan atau mencantumkan judul
dan atau kode klasifikasi dan disusun secara vertikal (berdiri).
14. Kartu Kendali
Kartu
kendali dapat dibuat dari kertas tipis dengan ukuran 10 x 15 cm. Pada kartu
kendali terdapat kolom-kolom antara lain:
- Indeks subjek, kodeklasifikasi, tanggal terima, nomor urut dan kolom M/K (kolom masuk/keluar)
- Hal
- Isi ringkas
- Lampiran
- Dari
- Kepada
- Tanggal, nomor surat
- Nama pengolah
- Paraf (tanda tangan)
- Catatan
Kolom indeks
subjek adalah kolom yang harus diisi dengan masalah uang terkandung di dalam
surat yang disesuaikan dengan pola klasifikasi yang dipergunakan. Kolom kode
klasifikasi adalah kolom yang diisi dengan tanda-tanda atau kode klasifikasi
dari masalah yang terkandung dalam surat. Kolom tanggal terima diisi tanggal datangnya
surat atau pengiriman suat. Kode hal diisikan dengan perihal yang terkandung di
dalam surat. Kolom isi ringkas adalah kolom yang diisi tentang isi pokok surat
secara ringkas, singkat, dan jelas. Kolom lampiran diisikan dengan keterangan
tentang lampiran surat dan macamnya. Kolom dari/kepada adalah catatan tentang
nama/ alamat/ pejabat/instansi pengirim dan nama/alamat/pejabat/instansi yang
menerima surat. Kolom nama pengolah diisi nama pejabat unit/satuan kerja yang
harus menangani surat serta parafnya. Kolom catatan diisi keterangan yang
diperlukan, termasuk juga untuk tunjuk silang. Kartu kendali ini terdiri dari 3
lembar dengan warna yang berbeda satu sama lainnya.
Contoh
format Kartu Kendali
Indeks/Subjek
|
Kode
|
TanggalNo.
Urut
|
MK
|
Hal
|
|||
Isi
Ringkas
|
|||
Lampiran
|
|||
Dari/Kepada
|
|||
Tanggal
|
No. Surat
|
||
Pengolah
|
Paraf
|
||
Catatan
|
15. Kartu Pinjam Arsip
Kartu ini
dipergunakan untuk meminjam arsip. Setiap pejabat yang memerlukan arsip harus
diberi kartu pinjam arsip ini. Kartu ini dibuat rangkap tiga, masing-masing untuk:
- Disertakan pada surat yang dipinjam
- Ditinggal pada penata arsip sebagai pengganti sementara arsip yang dipinjam
- Pada berkas pengingat
Contoh Kartu
Pinjam Arsip
KARTU
BUKTI PINJAM ARSIP/BERKAS
|
|
PeminjamNama
:
Unit
:
|
|
Arsip/Berkas
Yang DipinjamPokok surat
:
Tanggal/No. surat :
Dari
:
Kepada
:
|
|
Tanggal
pinjam:
|
Tanggal
kembali :
|
Tanda
tanganPeminjam :
|
Tanda
tanganPengembalian
|
B.
Kriteria Pemilihan Peralatan
Setelah
menentukan sistem yang akan digunakan dalam penyimpanan arsip, tugas manajer
dokumen adalah memilih alat penyimpanan. Ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam memilih perlengkapan penyimpanan, antara lain:
1. Jenis
dokumen yang disimpan.
Jenis
dokumen yang akan disimpan perlu diperhatikan, misalnya apakah dokumen yang
akan disimpan terbuat dari kertas, kartu, mikro, dokumen ukuran besar, meteri audiovisual,
bentuk magnetik dan elektronik, ataukah media lain di mana masing – masing
media mempunyai perlakukan khusus dalam perawatannya. Syarat penyimpangan kartu
indeks berbeda dengan disket maupun CD dan berbeda pula dengan eksternal
storage devices. Karena itu, diperlukan pertimbangan yang rinci terhadap
karakteristik fisik dokumen yang akan disimpan sebelum memutuskan membeli
peralatan.
2. Kecepatan
pemanfaatan yang diperlukan.
Peralatan
bersifat mobile agar mampu melayani berbagai lokasi dan dapat secepatnya
ditemukan dan dimanfaatkan oleh pengguna. Hal ini akan meningkatkan nilai
sebuah dokumen dalam menunjang operasional organisasi
3. Kebutuhan
ruangan.
Lazimnya
kantor sebuah perusahan atau organisasi menempati lokasi yang strategis guna
mendapat citra yang bagus dimata stakeholder-nya. Kondisi ini akan berdampak
pada tingginya harga sewa ruangan kantor, dan patut dipertimbangkan dalam
melakukan pemilihan peralatan penyimpanan dokumen perusahaan atau organisasi.
Rasio ruang kantor biasanya menggunakan perbandingan antara kapasitas simpan
per meter persegi dibagi dengan kemampuan perlengkapan penyimpanan yang
dimiliki.
4.
Pertimbangan keamanan
Beberapa
dokumen dapat diakses oleh semua karyawan, misalnya dokumen kebijakan
perusahaan, sementara dokumen lain seperti data personalia maupun data keuangan
perusahaan tentunya harus dibatasi pada orang yang mempunyai otoritas.
5. Biaya
peralatan.
Faktor lain
yang patut diperhatikan adalah ketersediaan peralatan tersebut di indonesia.
Patut dipertimbangkan bahwa tidak semua perlatan buatan luar negeri lebih baik,
bahkan ada juga yang mutunya lebih rendah dari dalam negeri. Setelah melakukan
survei peralatan produksi dalam negeri yang diperbandingkan dengan luar negeri,
misalnya jaminan after sales service, garansi, dan lain – lain; biaya
per peralatan harus sesuai dengan kemampuan. Misalnya harga sebuah filing
cabinet 4 laci Rp. 100.000,00 sedangkan 5 laci berharga Rp 125.000,00, sehingga
5 laci lebih murah 20% karena mampu menyimpan 25% lebih banyak dengan
menggunakan luas rungan yang sama.
6. Biaya
operasional penyimpanan.
Biaya ini
termasuk biaya personil yang bertugas menyimpan dan mengelola dokumen, biaya
alat tulis kantor yang setara, dan biaya ruang yang diperluan untuk menyimpan
peralatan.
7. Jumlah
pemakai yang mengakses dokumen secara teratur.
Jumlah
pemakai yang mengakses dokumen merupakan hal yang perlu dipertimbangkan sebelum
membeli peralatan. Sebaiknya bila pemakai banyak, diperlukan lebih banyak
pertimbangan karena lebih orang yang menyimpan dan membutuhkan keberadaan
dokumen yang disimpan. Kondisi ini dapat juga disiasati dengan mendistribuikan
atau mendesentralisasikan penyimpanan dokumen sehingga penyimpan dan pemakai
tidak berkumpul di satu tempat saja.
Ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli alat penyiapan dokumen di
kantor, antara lain (Basuki, 2003):
8.
Kesetaraan (compabilitiy) peralatan.
Peralatan
simpan semacam folder harus setera pemanfaatannya dengan peralatan yang
telah dan akan dibeli pada masa yang akan datang. Apabila peralatan yagn akan
dibeli hanya dapat beroperasi dengan menggunakan peralatan lain dalam ukuran
terbatas, maka keterbatasan itu patut dipertimbangkan karena akan manambah
biaya operasional. Pertimbangan juga peraltatn yang akan dibeli apakah sesuai
dengan alat penyimapan yang digunakan?
9.
Efisiensi.
Produsen
sadar akan pentingnya efisiensi dalam proses penyimpanan dan pencarian sebuah
dokumen pada produk mereka. Misalnya, folder pracetak tersedia
bagi sistem klasifikasi alfabetis, numerik dan alfa numerik. Folder ini banyak
membantu ketika organisasi menyusun sistem dokumen atau mengubah ke peralatan
simpan yang baru. Penggunaan tanda warna juga membantu identifikasi dokumen
serta menghindari kemungkinan salah tempat.
10.
Kualitas.
Kualitas
alat tulis kantor ditentukan oleh berat atau jenis materi yang digunakan dalam
pembuatannya. File guide memerlukan kertas yang lebih tebal dibandingkan
folder jajaran, karena paduan akan lebih sering digunakan oleh penguna
dalam mencari sebuah dokumen, dan biasanya keberadaan alat simpan yang dimaksud
akan lebih lama dibandingkan alat simpan selain file guide
.
11.
Ekonomis.
Meminimumkan
biaya merupakan salah satu faktor utama dalam mempertimbangkan pembelian
peralatan simpan pada berbagai organisasi, namun patut diingat juga bahwa
membeli peralatan yang murah merupakan pilihan yang paling ekonomis. Apabila
perusahaan menggunakan file guide yang terbuat dari kertas bermutu
rendah, biasanya dalam kurun waktu yang singkat akan mudah rusak sehingga perlu
diganti dengan yang baru. Ini berarti pengeluaran ekstras. Untuk itu perlu
dipertimbangkan mengenai kualitas alat simpan, sehinga tujuan ekonomis akan
lebih berorientasi jangka panjang.
C.
Sumber Daya Administrasi Kearsipan
Untuk
mengelola administrasi kearsipan diperlukan sumber daya manusia khusus yang
memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam bidang kearsipan. Seorang petugas
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik harus memenuhi syarat-syarat
tertentu sebagaimana juga persyaratan untuk petugas tata usaha umumnya yaitu:
1. Memiliki
pengetahuan di bidang:
- Pengetahuan umum, terutama yang menyangkut masalah surat menyurat dan arsip.
- Pengetahuan tentang seluk beluk instansinya yakni organisasi beserta tugas-tugasnya dan pejabat-pejabatnya.
- Pengetahuan khusus tentang tata kearsipan.
2. Memiliki
keterampilan untuk melaksanakn teknik tata kearsipan yang sedang dijalankan
3. Berkepribadian
yakni memiliki ketekunan, kesabaran, ketelitian, kerapian, kecekatan,
Komentar
Posting Komentar