BENTUK DAN FUNGSI BAGIAN SURAT
BENTUK DAN FUNGSI BAGIAN SURAT
Pada dasarnya bentuk surat dibedakan dua bentuk saja. Bentuk-bentuk surat yang lain merupakan variasi dari bentuk surat tersebut. Kedua bentuk surat tersebut adalah bentuk lurus atau bentuk balok (block style) dan bentuk lekuk (indented style)
1. Penggolongan dan Pembagian Surat
a.
Berdasar kepentingan isi surat:
- Surat pribadi: formal dan non formal
- Surat dinas: surat keterangan, surat jalan, surat kelakuan baik, surat
izin, dan sebagainya.
- Surat niaga: surat perkenalan, surat permintaan penawaran, surat
pesanan dan balasannya, surat pengiriman pesanan, surat
tagihan, surat klaim, surat-surat ketatausahaan, dan sebagainya.
b.
Berdasar wujud fisik surat: surat bersampul, surat tanpa
sampul, kartu pos, faksimili, e-mail.
c.
Berdasar cara pengiriman: surat kilat khusus, kilat,
pengiriman biasa, surat-surat elektronik.
d.
Berdasar tingkat kerahasiaan: sangat rahasia, rahasia, konfidensial
(terbatas), biasa.
e.
Berdasar jumlah sasaran: biasa, edaran dan pengumuman
f.
Berdasarkan tingkat penyelesaiannya : sangat
penting, penting, biasa
2. Bentuk
Tataletak Surat
Bentuk tata letaknya: lurus penuh, lurus, setengah lurus, alinea
menggantung, lekuk, resmi. Bentuk-bentuk surat dalam bahasa Indonesia secara
garis besar dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bentuk
Lurus Penuh (Full Block Style)
Bentuk surat seperti ini adalah bentuk surat yang paling mudah.
b. Bentuk Lurus (Block Style)
Pada umumnya bentuk semacam ini banyak digunakan di perusahaan.
c. Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
d. Bentuk Lekuk (Indented Style)
Bentuk semacam ini cocok untuk surat yang alamat tujuannya singkat.
e. Bentuk Resmi (Official Style)
Bentuk semacam ini biasanya banyak digunakan oleh instansi pemerintah.
f. Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)
g. Bentuk Surat Resmi Gaya Baru
Bentuk surat seperti ini adalah bentuk surat yang paling mudah.
b. Bentuk Lurus (Block Style)
Pada umumnya bentuk semacam ini banyak digunakan di perusahaan.
c. Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style)
d. Bentuk Lekuk (Indented Style)
Bentuk semacam ini cocok untuk surat yang alamat tujuannya singkat.
e. Bentuk Resmi (Official Style)
Bentuk semacam ini biasanya banyak digunakan oleh instansi pemerintah.
f. Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph Style)
g. Bentuk Surat Resmi Gaya Baru
3. Bagian-bagian Surat
(2) : tanggal, bulan, tahun surat
(3) : nomor surat
(4) : lampiran
(5) : hal atau perihal
(6) : alamat yang dituju (alamat dalam)
(7) : salam pembuka
(8a) : alenia pembuka
(8b) : isi surat
(8c) : alenia penutup
(9) : salam penutup
(10) : tanda tangan penanggung jawab surat
(11) : nama penanggungjawab surat
(12) : jabatan penanggungjawab surat
(13) : tembusan
(14) : inisial
Bentuk Lurus Penuh (Full Block Style) merupakan bentuk
surat dimana Leher Surat, Tubuh Surat, dan Kaki Surat tidak membentuk sebuah
paragraph melainkan membentuk sebuah blok penuh dari kiri hingga kanan. Namun
susunan atau struktur surat masih tetap berlaku dalam surat tersebut. Dalam
pengetikan surat ini biasanya dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
Bentuk Lurus (Block Style atau Modified Block Style)
merupakan bentuk surat yang memiliki posisi kanan pada tanggal dan salam
penutup. Bentuk surat ini sama saja halnya dengan Bentuk Lurus Penuh namun yang
membedakan hanyalah tanggal dan salam penutup berada pada posisi kanan, baik
dalam penulisan, pengetikan maupun strukturalnya.
Bentuk Setengah Lurus (Semi Block Style) merupakan
bentuk surat dimana semua bagian surat, kecuali isi surat, diketika sama
seperti bentuk lurus. Setiap akhir alinea baru diketik sesudah 5 ketukan dari
pasak garis pinggir kiri. Biasanya bentuk surat ini suka ada dalam surat
undangan pernikahan.
Bentuk Lekuk (Indented Style) merupakan bentuk surat
dimana surat yang di tujukan memiliki alinea formasi baris berbentuk tangga
turun. Bentuk Lekuk ini biasanya memiliki alinea paragraf yang melekuk sehingga
tidak terlihat rapih namun terlihat terstruktur terutama pada bagian Surat yang
di tujukan bentuk formasi alineanya seperti tangga kebawah
Bentuk Resmi merupakan salah satu bentuk surat dari
bagian-bagian surat resmi. Fungsional dan Tujuan surat ini sama dengan
bagian-bagian surat resmi. Namuhn jangan loupa untuk membuat surat resmi selalu
perhatikan garis tengah agar surat resmi tersebut terlihat rapih dan di terima
oleh instansi atau lembaga karena surat resmi ini sifatnya tidak main-main.
Bentuk Alinea Menggantung (Hanging Paragraph)
merupakan bentuk surat dimana Tubuh Surat memiliki alinea yang menggantung.
Maksud dari alinea menggantung adalah setelah alinea baru, baris berikutnya
masuk lima spasi. Jadi setelah alinea pertama, alinea berikutnya harus
diberikan spasi sekitar 5 spasi. Biasanya bentuk surat ini ada pada kedinasan
tertentu.
Bentuk surat
yang berlaku untuk saat ini adalah bentuk surat resmi gaya baru.
Fungsi Bagian Surat
1. Kepala Surat
(Kop Surat)
Untuk mempermudah mengetahui nama dan alamat kantor/organisasi atau keterangan lain mengenai badan, organisasi atau instansi yang mengirim surat tersebut. Biasanya kepala surat disusun dan dicetak dalam bentuk yang menarik, dan terdiri atas:
a. Nama kantor badan, organisasi atau instansi;
b. Alamat lengkap;
c. Nomor telepon (bila ada), faksimili (bila ada)
d. Nomor kotak pos atau tromol pos (bila ada)
e. Nama alamat kawat dan nomor telex (bila ada)
f. Moto (bila ada)
g. E-mail, situs (bila ada)
h. Macam usaha
i. Nama dan alamat kantor cabang (bila ada)
j. Nama bankir (untuk referensi)
k. Lambang atau simbol (logo) dari organisasi atau instansi yang bersangkutan.
l. Kepala surat untuk swasta dibuat bebas sesuai dengan citra pemilik perusahaan, tetapi untuk dinas pemerintah ada ketentuan tersendiri.
2. Tanggal Surat
Apabila sudah ada kepala surat, maka menuliskan tanggal tidak perlu didahului oleh nama tempat/kota. Tanggal, bulan, dan tahun dituliskan secara lengkap. Contoh: 28 Februari 2006 29 Juni 2006
3. Nomor Surat
Setiap surat resmi yang keluar hendaknya diberi nomor,
yang biasanya dinamakan nomor verbal (urut). Nomor surat dan kode tertentu pada
surat dinas itu berguna untuk:
a. Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip
b. Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat
c. Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan
d. Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan) penyimpanan surat
e. Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
Contoh nomor surat
105/Dir – MS/VI/2011
keterangan,
105 : Nomor urut surat keluar
Dir – MS : Direktur PT Mandiri Sejahtera (kode)
VI : Bulan Juni
2011 : Tahun 2011
a. Memudahkan pengaturan dan penyimpanan sebagai arsip
b. Memudahkan penunjukan pada waktu mengadakan hubungan surat menyurat
c. Memudahkan mencari surat itu kembali bilamana surat diperlukan
d. Memudahkan petugas kearsipan dalam menggolongkan (mengklasifikasikan) penyimpanan surat
e. Mengetahui jumlah surat keluar pada suatu periode tertentu
Contoh nomor surat
105/Dir – MS/VI/2011
keterangan,
105 : Nomor urut surat keluar
Dir – MS : Direktur PT Mandiri Sejahtera (kode)
VI : Bulan Juni
2011 : Tahun 2011
4. Lampiran
Surat yang melampirkan sesuatu misalnya kuitansi atau
fotokopi, dalam bagian surat perlu dituliskan kata “lampiran”, yang diikuti
jumlah yang dilampirkan. Misalnya, lampiran : 2 (dua) eksemplar atau 1 (satu)
berkas. Untuk surat bisnis ada 2 cara: a. di bawah nomor b. atau di kiri bawah
5. Hal atau
perihal
Sebaiknya pada setiap surat resmi, baik surat dinas
pemerintah maupun swasta (bisnis), selalu dicantumkan pokok atau inti dari
surat tersebut. Pada surat dinas pemerintah, penulisan kata “Hal” atau
“Perihal” dicantumkan di bawah kata “Lampiran” secara vertikal, dengan catatan
tidak boleh melewati tanggal surat.
Penulisan perihal ada 3 cara yaitu:
a. Sebelum penulisan alamat dalam
b. Setelah penulisan selesai alamat dalam
c. Setelah salam pembuka
a. Sebelum penulisan alamat dalam
b. Setelah penulisan selesai alamat dalam
c. Setelah salam pembuka
6.
Alamat yang dituju
Dalam menulis alamat surat, alamat luar (di amplop
surat) harus sama dengan alamat dalam (alamat yang dituju) Ada dua cara
penulisan nama orang yang dituju;
a. Dengan mencantumkan kata “Saudara, Bapak, Ibu”
b. Namun apabila pengirim surat mau menyebut secara resmi dengan jabatan, pangkat, atau gelar akademis yang ada pada penerima surat, di depan nama si tertuju tidak perlu didahului sebutan Bapak, Ibu, Saudara.
a. Dengan mencantumkan kata “Saudara, Bapak, Ibu”
b. Namun apabila pengirim surat mau menyebut secara resmi dengan jabatan, pangkat, atau gelar akademis yang ada pada penerima surat, di depan nama si tertuju tidak perlu didahului sebutan Bapak, Ibu, Saudara.
Dinas pos menyarankan agar dalam menuliskan alamat
pada sampul surat hendaknya jelas dan lengkap dengan Kode Pos agar memudahkan
penyampaian surat. Contoh menulis alamat:
a. Alamat yang ditujukan kepada perorangan
Contoh:
Yth. Ibu. Dewi Sukmasari, S.E.
Jalan Jendral Suprapto 96
Bandar Lampung 35157
b. Alamat yang ditujukan kepada nama jabatannya
Contoh:
Yth. Direktur PT Mandiri Sejahtera
Jalan Anggrek Raya 307 Jakarta 13465
c. Penulisan alamat dengan menggunakan u.p.
Contoh:
Yth. Direksi Bank Central Asia
u.p. Ibu Ani Suwarsi, S.E., M.B.A
Direktur Perkreditan Plaza BCA,
Lt. XXI jalan Cassablanca 121 Jakarta 12103
a. Alamat yang ditujukan kepada perorangan
Contoh:
Yth. Ibu. Dewi Sukmasari, S.E.
Jalan Jendral Suprapto 96
Bandar Lampung 35157
b. Alamat yang ditujukan kepada nama jabatannya
Contoh:
Yth. Direktur PT Mandiri Sejahtera
Jalan Anggrek Raya 307 Jakarta 13465
c. Penulisan alamat dengan menggunakan u.p.
Contoh:
Yth. Direksi Bank Central Asia
u.p. Ibu Ani Suwarsi, S.E., M.B.A
Direktur Perkreditan Plaza BCA,
Lt. XXI jalan Cassablanca 121 Jakarta 12103
7.
Salam Pembuka
“Salam pembuka” atau salutasi merupakan tanda hormat
penulis sebelum memulai pembicaraan. Namun untuk surat resmi/dinas pemerintah
lazimnya tidak perlu diberi salam pembuka. Salam pembuka pada surat niaga yang
lazim digunakan ialah kata-kata: Dengan hormat, Saudara …….. yang terhormat,
Bapak ……… yang terhormat,
Salam pembuka untuk surat-menyurat pribadi/umum biasanya dipengaruhi oleh adat daerah atau agama yang dianut. Misalnya: Assalamualaikum Wr.Wb. Salam hormat
Salam pembuka untuk surat-menyurat pribadi/umum biasanya dipengaruhi oleh adat daerah atau agama yang dianut. Misalnya: Assalamualaikum Wr.Wb. Salam hormat
8.
Isi Surat (tubuh surat)
Isi surat atau juga disebut tubuh surat terdiri atas alinea pembuka, isi surat dan alinea penutup.
Isi surat atau juga disebut tubuh surat terdiri atas alinea pembuka, isi surat dan alinea penutup.
a.
Alinea Pembuka
Merupakan
pengantar ke isi surat yang sesungguhnya guna menarik perhatian pembaca kepada
pokok pembicaraan dalam surat tersebut.
Contoh
alinea pembuka pada surat yang bersifat pemberitahuan, pernyataan, permintaan,
atau laporan:
1. Dengan ini kami beritahukan bahwa ……
2. Bersama ini kami lampirkan …..
3. Kami mengundang …..
4. Sesuai dengan pemberitahuan ….
5. Dengan sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..
6. Perkenankanlah kami melaporkan
7. Menyambung surat kami tanggal … No. ...
Orang sering mengacaukan pemakaian kata : “bersama ini” dan “dengan ini” dalam menulis surat. Perkataan “bersama ini” hanya dipakai apabila pada surat ada sesuatu yang disertakan atau dilampirkan. Contoh alinea pembuka pada surat balasan :
1. Sehubungan dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
2. Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...
3. Memenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
4. Memperhatikan surat Saudara tanggal ... No. ...
5. Surat Saudara tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan itu ……
1. Dengan ini kami beritahukan bahwa ……
2. Bersama ini kami lampirkan …..
3. Kami mengundang …..
4. Sesuai dengan pemberitahuan ….
5. Dengan sangat menyesal kami beritahukan bahwa …..
6. Perkenankanlah kami melaporkan
7. Menyambung surat kami tanggal … No. ...
Orang sering mengacaukan pemakaian kata : “bersama ini” dan “dengan ini” dalam menulis surat. Perkataan “bersama ini” hanya dipakai apabila pada surat ada sesuatu yang disertakan atau dilampirkan. Contoh alinea pembuka pada surat balasan :
1. Sehubungan dengan surat Saudara tanggal …… No. ...
2. Membahas surat Saudara tanggal….. No. ...
3. Memenuhi permintaan Saudara melalui surat tanggal …… No. ...
4. Memperhatikan surat Saudara tanggal ... No. ...
5. Surat Saudara tanggal .... No. .... telah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan itu ……
b.
Isi Surat
Isi atau
pokok surat yang sesungguhnya memuat sesuatu yang diberitahukan, dilaporkan,
ditanyakan, diminta atau hal-hal lain yang disampaikan pengirim kepada penerima
surat. Untuk menghindarkan salah tafsir dan demi efisiensi, isi surat hendaknya
singkat, jelas, tepat dan hormat. Hindari penulisan kalimat yang panjang dan
bertele-tele. Kalimat dalam surat itu haruslah memenuhi kaidah bahasa Indonesia
yang baku. Misalnya jangan sampai ada kalimat yang tanpa subyek, atau hanya
terdiri dari keterangan tempat saja (baca syarat surat yang baik).
c.
Alinea Penutup
Merupakan
kesimpulan dan berfungsi sebagai kunci atau penegasan isi surat.
Dalam alinea
penutup biasanya mengandung harapan pengirim surat atau ucapan terima kasih
kepada penerima surat dan pembicaraan telah selesai. Contoh:
1. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2. Kami berharap kerjasama kita membuahkan hasil baik dan berkembang terus, terima kasih.
3. Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.
4. Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
5. Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
1. Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih.
2. Kami berharap kerjasama kita membuahkan hasil baik dan berkembang terus, terima kasih.
3. Sambil menunggu kabar selanjutnya, kami ucapkan terima kasih.
4. Demikian laporan kami, semoga mendapat perhatian Saudara.
5. Besar harapan kami atas terkabulnya permohonan ini dan untuk itu kami ucapkan terima kasih.
9.
Isi surat (tubuh surat)
Fungsi salam penutup ialah untuk menunjukkan rasa
hormat dan keakraban pengirim terhadap penerima surat. Contoh:
a. Hormat kami,
b. Salam kami,
c. Wassalam,
a. Hormat kami,
b. Salam kami,
c. Wassalam,
Pada surat dinas pemerintah tidak dicantumkan salam
penutup melainkan cukup disebutkan nama jabatan atau kantornya, kemudian
mencantumkan nama terang di bawah tandatangan. Dewasa ini di bawah nama terang
dituliskan pula Nomor Induk Pegawai (NIP).
Contoh:
Mahatir Muhammad
NIP. 160081022
Kepala Biro Kepegawaian
Contoh:
Mahatir Muhammad
NIP. 160081022
Kepala Biro Kepegawaian
10. Tandatangan dan
11. Nama Terang
Penanggung Jawab Surat
Surat yang ditandatangani oleh pejabat yang
berhak atau oleh orang lain atas nama pejabat yang berwenang adalah sah.
Sebaliknya surat yangg ditandatangani oleh orang yang tidak berwenang dianggap
tidak sah dan tidak berlaku. Di bawah nama terang, untuk surat resmi/dinas
pemerintah selalu dicantumkan NIP. Gunanya untuk mengetahui identitas unit
organisasi tiap-tiap departemen.
12. Jabatan Penanggungjawab Surat
Untuk surat niaga biasanya di bawah nama terang penanggungjawab surat dicantumkan jabatan dari penanggungjawab tersebut. Pencantuman jabatan penanggungjawab ini selain untuk mengetahui dari bagian mana surat itu dikeluarkan, juga untuk menunjukkan bobot isi surat tersebut dan kewenangan.
13. Tembusan
Tembusan (c.c. = carbon copy;) surat atau tindasan
dikirimkan ke beberapa instansi atau pihak lain yang ada kaitannya dengan surat
yang bersangkutan. Tembusan:
1. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung
2. Gubernur Lampung
3. Walikota Bandar Lampung
4. Arsip
Atau cc.: 1. 2.
1. Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Lampung
2. Gubernur Lampung
3. Walikota Bandar Lampung
4. Arsip
Atau cc.: 1. 2.
14. Inisial
Inisial atau singkatan biasanya diambil huruf pertama
dari nama penyusun konsep surat dan pengetik surat tersebut. Biasanya hal ini
hanya dipakai pada surat niaga. Gunanya untuk mengetahui siapa konseptor surat
tersebut dan siapa pula pengetiknya, sehingga bila dikemudian hari terjadi
kekeliruan, maka mudah mengurusnya.
Komentar
Posting Komentar