Manajemen Sekretaris (Pengertian, Tugas, Fungsi, Peran, Syarat, Tata Kerja,
Dll)
A. Apa itu Manajemen? (Penjelasan Pengertian/Arti
Definisi)
Manajemen adalah suatu ilmu atau seni mengenai
perencanaan, pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengendalian, dan
kepemimpin segala sumber daya yang dimiliki dan digunakan atau dikelola secara
efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan siapa? Individu atau
organisasi? Bisa kedua-duanya.
Melalui tulisan ini, saya akan memfokuskan
manajemen pada organisasi, walaupun ada kegiatan manajerial pada individu. Kita
pasati tahu, organisasi ada manusia-manusia yang bekerja sama untuk mencapai
suatu tujuan. Mereka menetapkan suatu rencana, mereka melaksanakannya dan
proses tersebut dilakukan dengan seksama dan diawasi oleh mereka supaya rencana
yang telah ditetapkan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Salah satu bagian yang sangat penting dari suatu
organisasi adalah administrasi. Administrasi terdapat unsur penataan dan
pengelolaan suatu kegiatan untuk mempermudah mencapai tujuan. Disamping itu, di
dalam organisasi ada yang namanya tata usaha. Tata usaha adalah suatu peraturan
yang terdapat dalam suatu proses penyelenggaraan kerja.
Administrasi merupakan proses penyelenggaraan
organisasi secara menyeluruh, sedangkan tata usaha sebagai kegiatan pencatatan,
penggolongan data, dan tulis-menulis dari proses tersebut.
Tata usaha sifatnya membantu atau menunjang
kelancaran pekerjaan inti organisasi sehingga tata usaha merupakan unsur
administrasi dalam suatu organisasi. Tata usaha menunjang administrasi sebagai
proses kegiatan organisasi sehingga merupakan keseluruhan proses kerja sama
antara dua orang atau lebih yang didasarkan atas rasioanlitas tertentu untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati bersama, maka kegiatan usaha amat
diperlukan dalam suatu kantor.
Tata usaha mempunyai sifat-sifat berikut:
1. Besifat pelayanan, yaitu melayani pelaksanaan pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan.
2. Bersifat menyeluruh, yaitu mencakup semua urusan dan keterangan dalam
perkantoran.
Dengan demikian, tata usaha merupakan kegiatan yang
berhubungan dengan jasa-jasa perkantoran yang terdiri dari hal-hal berikut :
1. Korespondensi dan laporan, kegiatan ini
berhubungan dengan pencatatan relasi atau kemitraan kerja organisasi ataupun
kantor samapi pada persiapan hal-hal yang harus dilapokan kepada pimpinan.
2. Tata hubungan, yaitu berhubungan dengan proses surat-menyurat, penerimaan
dan pengiriman telepon serta faksimile atau internet.
3. Pencatatan dan perhitungan, kegiatan ini berhubungan denga data-data
laporan, data statistik, dll.
4. Kearsipan, hal ini penting dalam rangka penyimpanan surat-surat atau dokumen
yang dinilai penting dan berkaitan dengan kegiatan organisasi.
Dari peranan-peranan tata usaha tersebut, maka tata
usaha merupakan proses penyelenggaraan yang berwujud 6 pola, yaitu :
1. Menghimpun, yaitu kegiatan-kegiatan mencari dan mengusahakan tersedianya
segala keterangan yang tadinya belum ada atau berserakan sehingga siap untuk
diperlukan.
2. Mencatat, yaitu kegiatan membubuhkan dengan berbagai peralatan tulis
keterangan-keterangan yang diperlukan hingga berwujud tulisan yang dapat
dibaca, dikirm, dan disimpan. Dalam perkembangan teknologi modern sekarang ini
termasuk pola mematerikan keterangan-keterangan itu dengan alat-alat perekan
suara sehingga dapat didengar.
3. Mengelola, yaitu bermacam-macam kegiatan mengerjakan keterangan-keterangan
dengan maksud menyajikannya dalam bentuk yang lebih berguna.
4. Mengadakan, yaitu kegiatan memperbanyak dengan berbagai cara dan alat
sebanyak jumlah yang diperlukan.
5. Mengirim, yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara dan alat dari
pihak ke pihak lain
.
6. Menyimpan, yaitu menaruh alat dengan berbagai cara dan ditempatkan di tempat
tertentu.
Masing-masing pola tata usaha ini, apabila
dijalankan pada suatu organisasi akan menjadi berbagai kegiatan kerja
ketatausahaan atau yang biasa disebut pekerjaan kantor. Dengan demikian, tata
usaha sangatlah penting bagi suatu organisasi. Dengan adanya aktivitas tata
usaha, maka pimpinan dapat memperoleh data yang bermanfaat yang dijadikan dasar
tindakan-tindakan dan kebijakan-kebijakan yang akan dilaksanakan dalam
pencapaian tujuan.
B. Apa itu Sekretaris? (Penjelasan Pengertian/Arti
Definisi)
Dalam suatu organisasi atau perusahaan, pimpinan
perusahaan pada umumnya dibantu oleh sekretaris. Sekretaris membantu
pimpinannya salah satunya melalui kegiatan tata usaha yang telah dijelaskan di
atas.
Sekretaris mempunyai arti rahasia atau orang yang
memegang rahasia. Pengertian umum sekretaris mempunyai arti atau sama dengan
penulis (notulen), walaupun sebenarnya pengertian penulis di sini tidak sama
dengan penulis cerita pendek ataupun novel. Pengertian penulis di sini, orang
yang berkaitan dengan kegiatan tulis-menulis atau catat-mencatat dari suatu
kegiatan perkantoran atau perusahaan.
Secara definisi, kata sekretaris dapat kita pahami
dari beberapa definisi :
1. Menurut M. Braum dan Ramon, sekretaris adalah
seorang pembantu dari seorang kepala atau pimpinan yang menerima pendiktean,
menyiapkan surat-menyurat, menerima tamu, memeriksa, atau mengingatkan
pimpinannya mengenai kewajibannya yang resmi atau perjanjiannya dan melakukan
banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan efektivitas dari
pimpinannya mengenai kewajiban lainnya yang berhubungan untuk meningkatkan
efektivitas pimpinannya.
2. Menurut Drs. The Liang Gie mengatakan bahwa
sekretaris adalah seorang petugas yang pekerjaannya menyelenggarakan urusan
surat-menyurat termasuk menyiapkan bagi seorang pejabat penting atau
organisasi.
3. Menurut Drs. Ig. Wursanto mengatakan bahwa sekretaris
adalah seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan kantor dalam
menyelesaikan pekerjaan-perkerjaan pimpinannya.
Manajemen sekretaris merupakan suatu proses
kegiatan mengelola dan mengatur segala sesuatu yang berhubungan langsung maupun
tidak langsung dengan kegiatan pimpinan dalam rangka kelancaran pelaksanaan
perkantoran atau organisasi. Jadi, pekerjaan seorang sekretaris, membantu
pimpinan agar pimpinan kantor atau perusahaan dapat melaksanakan tugasnya
secara efektif dan efisien.
Seorang sekretaris yang profesional mempunyai
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi dengan baik jika tidak pelaksanaan
tugas dan fungsi kesekretarisannya akan berjalan dengan kurang baik. Secara
umum, syarat untuk menjadi seorang sekretaris harus mempunyai minat untuk
melaksanakan tugas kesekretarisan dan keahlian (skill) dibidang kesekretarisan
sesuai dengan pengertian atau definisi tentang sekretaris.
Sedangkan syarat-syarat lain untuk menjadi
sekretaris sebagai berikut :
1. Syarat kepribadian, yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang yang
menjadi sekretaris, seperti penyabar, simpatik, bijaksana, penampilan baik,
pandai bergaul, dapat dipercaya, memegang teguh rahasia, dll.
2. Syarat pengetahuan umum, yaitu memiliki pengetahuan tentang perkembangan yang
berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan pekerjaan kesekretariatan
seperti bidang sosial kemasyarakatan, ekonomi, politik, dan hukum serta secara
umum dalam rangka untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya. Hal ini penting karena
seorang sekretaris menghadapi banyak jenis pekerjaan sesuai dengan bidang yang
dilakukan oelh seorang pimpinan sehingga kurang mengikuti perkembangan yang
terjadi tentunya dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
3. Syarat pengetahuan khusus, yaitu pengetahuan tertentu yang sesuai jabatan
dan tugas sekretaris sesuai tempat dimana ia berkerja. Biasanya syarat
pengetahuan khusus ini harus ditempuh melalui pendidikan yang sifatnya formal,
seperti sekolah tentang manajemen kesekretarisan.
4. Syarat skill dan teknik kesekretariatan, kemampuan seorang sekretaris yang
langsung berhubungan dengan tugas kesekretarisannya, seperti kemampuan
mengetik, koresponden, stenograf, dan kearsipan.
5. Syarat praktek, yaitu kemampuan dalam melaksanakan tugas sehari-hari,
seperti meneriam tamu, telepon, dan membuat agenda pertemuan pimpinan.
Berdasarkan perkembangan tugas dan fungsi
sekretaris dewasa ini, makna sekretaris dapat mempunyai makna ganda, seperti :
1. Orangnya, yaitu seseorang yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu dan
dipandang mampu serta cakap dalam melaksanakan tugas-tugas kesekretarisan.
2. Jabatannya, yaitu wewenang dengan sekelompok tugas yang merupakan tanggung
jawab tertentu, yakni tanggung jawab kesekretarisan.
Dengan demikian, peranan sekretaris terhadap
kelancaran pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pimpinan sangat besar sehingga
jabatan seorang sekretaris merupakan jabatan yang menuntut profesional yang
tinggi. Jadi, kemampuan pribadi seorang sekretaris dan kemampuan melaksanakan
tugas sehari-hari menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan pada tugas
seorang sekretaris.
C. Peran dan Tugas Sekretaris
Sekretaris memegang peranan yang penting dan dapat
menentukan berhasil tidaknya tujuan perusahaan. Pentingnya peranan seorang
sekretaris ini tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing
organisasi. Peranan sekretaris secara umum dapat diketahui sebagai berikut :
1. Peranan sekretaris terhadap atasan :
a. Sebagai perantara saluran komunikasi dan
pembinaan hubungan yang baik bagi orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan.
b. Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi,
tugas, dan tanggung jawab.
c. Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan tugas.
d. Alternatif pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide.
e. Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan pimpinan
dan bawahan.
2. Peranan sekretaris terhadap bawahan (pimpinan) :
a. Penentuan kebijakan yang berlaku bagi pegawai
bawahan secara adil, yaitu mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai
dengan kecakapan dan kemampuan (rule of the place).
b. Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat
berjalan lancar dan berhasil dengan baik.
c. Memberikan rasa bangga dan puas kepada pegawai bawahan dalam menjalankan
pekerjaan.
d. Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai masalah.
e. Mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan untuk lebih mengerahkan dan
mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bawahan.
Peranan sekretaris terhadap bawahan merupakan
penilaian dari bawahan sehingga sikap dan tingkah laku sekretaris akan
berpengaruh terhadap pekerjaan pegawai bawahan. Bagi sekretaris yang ramah dan
komunikatif akan memberikan suasana hubuungan kerja yang baik bagi bawahan
sehingga segala permasalahan dapat didiskusikan dan dicari cara
penyelesaiannya.
Berkaitan dengan peranan sekretaris dalam
menjalankan tugas dan fungsi jabatannya, hal yang sangat penting adalah
mengenai pendekatan yang dapat dilakukan oleh seorang sekretaris. Beberapa cara
seorang sekretaris dalam mengadakan pendekatan kepada pegawai bawahan, yaitu :
1. Memberi perintah atau instruksi kepada bawahan
secara resmi, baik secara lisan maupun tertulis.
2. Mengadakan rapat atau pertemuan secara bersama-sama pada suatu waktu
tertentu dengan pegawai bawahan.
3. Mengadakan pengawasan secara langsung pada saat-saat tertentu kepada pegawai
bawahan yang sedang melaksanakan tugasnya, yaitu pengawasan yang bersifat
positif. Bila terjadi kesalahan diberi petunjuk dan pmbinaan.
4. Mengadakan hubungan yang bersifat informal terhadap pegawai bawahan agar
mendapat dukungan moril dalam pelaksanaan perkejaannya.
Peranan sekretaris dalam melakukan pendekatan
terhadap bawahan sangat penting. Peranan sekretaris terhadap bawahan ataupun
yang lainnya biasanya dikenal dengan istilah hubungan antar manusia atau lebih
dikenal dengan istilah ”human relations”.
Human relation memiliki peranan yang penting dalam
memecahkan berbagai masalah yang menyangkut faktor manusia dalam organisasi.
Benturan psikologis dan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan
organisasi sering terjadi, bukan saja antara pimpinan dengan karyawan, tetapi
juga antara karyawan dengan karyawan, yang dapat mengganggu kelancaran
organisasi dalam mencapai tujuan.
Semua organisasi memerlukan human relation.
Sekretaris harus dapat membiasakan diri dalam kehidupan sehari-hari dengan
berbagai macam tipe manusia atau dapat bergaul (memiliki keahlian interpersonal
yang cakap).
Seorang sekretaris supaya dapat mengatasi
permasalahan dalam hubungan antar manusia atau menjalin hubungan dengan manusia
yang lain dengan baik, ia harus memahami kehendak dasar orang, apa yang mereka
perkirakan dan perlukan dari orang-orang di tempat mereka bekerja. Menurut
Abraham Maslow, ada kebutuhan yang harus dipenuhi oleh manusia dan kebutuhan
ini bersifat hierarki. Artinya, seorang manusia tidak akan memenuhi
kebutuhannya yang lain sebelum ia memenuhi kebutuhan yang harus dipenuhinya
terlebih dahulu. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan manusia dibagi menjadi 5 dan
bersifat hierarki, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis, seperti sandang, pangan,
dan papan. Inilah kebutuhan mendasar bagi manusia.
2. Kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk bebas dari kekhawatiran akan hal-hal
yang akan dialami di masa depan, seperti uang pensiun, keamanan, kehidupan hari
tua yang terjamin, dll.
3. Kebutuhan sosial, kebutuhan yang diperoleh dari interaksi sosial, seperti
rasa cinta dari orang lain, diterima oleh rekan kerja, dll.
4. Kebutuhan akan penghargaan diri, seperti penghormatan dari orang lain,
reputasi, status, dll.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan terpenuhinya keinginan manusia
yang sempurna, seperti realisasi potensi diri untuk terus tumbuh dan
pengembangan diri.
Tugas seorang sekretaris tentunya sesuai dengan
fungsi jabatan sekretaris tersebut. Bagi organisasi yang besar, tugas
sekretaris juga lebih berat karena selain betugas dan bertanggung jawab
terhadap pimpinannya, ia juga harus bertanggung jawab untuk mengatur dan
mengawasi tugas dan kegiatan bawahannya.
Secara umum tugas-tugas sekretaris meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Menerima dikte dari pimpinan.
2. Melaksanakan korespondensi (menerima dan mengirim surat-surat termasuk
telepon, telegram, dan faksimile).
3. Menyimpan arsip-arsip yang dinilai penting.
4. Menerima tamu-tamu pimpinan.
5. Membuat jadwal pertemuan dan perjanjian-perjanjian pimpinan dengan teman
relasi maupun kegiatan lainnya.
6. Menyiapkan bahan-bahan keterangan kepada pimpinan sesuai dengan kebutuhan
pimpinan dalam rapat maupun kegiatan lainnya.
7. Bertindak sebagai perantara antara pimpinan dan bawahan.
8. Mengatur rapat-rapat dan seminar pimpinan dengan bawahan.
9. Menemani pimpinan dalam pertemuan penting.
10. Menyusun pidato-pidato untuk pimpinan.
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pada
setiap orang untuk menjadi lebih baik, harus ada motivasi atau semangat kerja.
Hal ini sangat penting bagi sekretaris terutama sekretaris eksekutif atau
manajer karena mereka mempunyai tugas ganda, yaitu tugas terhadap kegiatan
pimpinan sehari-hari dan tugas terhadap koordinasi maupun pengendalian bawahan.
D. Motivasi
Menurut Sondang P. Siagian, tidak dapat disangkal
bahwa salah satu motivasi utama manusia adalah terpenuhinya kebutuhan pokoknya.
Apabila ditinjau dari segi perilaku di dalam organisasi, ada sembilan jenis
kebutuhan yang sifatnya non-material yang oleh para organisasi dipandang
sebagai hal yang turut mempengaruhi perilakunya dan menjadi faktor motivasional
yang perlu dipuaskan. Oleh karena itu, perlu selalu mendapat perhatian oleh
setiap pimpinan dalam organisasi, yaitu :
a. Kondisi kerja yang baik, meliputi kondisi kerja
yang menyangkut segi fisik dari lingkungan kerja, seperti :
1. Bangunan tempat berkeja yang menarik dan mempertimbangkan keselamatan kerja.
2. Ruang kerja yang menyenangkan.
3. Tersedianya peralatan kerja yang memadai.
4. Tersedianya tempat istirahat unutk melepas lelah.
5. Tersedianya tempat ibadah.
6. Tersedianya sarana anagkutan.
b. Perasaan diikutsertakan. Hal ini penting karena
dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab yang semakin besar dalam pelaksanaan
tugas.
c. Cara pendisiplinan yang manusiawi, yaitu
pengambilan tindakan disiplin dilakukan secara manusiawi dalam arti :
1. Dilakukan secara obyektif, yaitu menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan
atau perbuatan yang melanggar hukum atau ketentuan yang berlaku.
2. Hukuman yang dikenakan setimpal dengan kesalahan yang dilakukannya.
3. Teknik pendisiplinan tidak merendahkan martabat seseorang.
4. Tindakan disiplin yang bersifat mendidik.
5. Tindakan disiplin yang tidak dilakukan secara emosional.
6. Tindakan disiplin sesuai ketentuan peraturan yang berlaku.
d. Pemberian penghargaan atas pelaksanaan tugas
dengan baik dapat dilakukan dengan :
1. Pujian yang dinyatakan dengan kata-kata.
2. Pujian yang dinyatakan secara tertulis dalam bentuk piagam atau sejenisnya.
3. Percepatan kenaikan gaji berkala.
4. Percepatan kenaikan pangkat.
5. Pemberian sesuatau barang yang bermanfaat bagi yang bersangkutan dalam
melaksanakan tugas.
e. Kesetiaan pimpinan kepada karyawan. Hal ini
dapat dilakukan dengan :
1. Kunjungan sewaktu-waktu ke rumah kediaman bawahan, ada atau tidak ada
peristiwa yang terjadi dalam keluarga bawahan.
2. Menjenguk apabila ada bawahan yang sakit.
3. Menghadiri upacara penting dalam keluarga karyawan.
4. Membela bawahan terhadap pihak lain, meskipun secara intern bawahan mendapat
teguran.
f. Promosi dan perkembangan bersama organisasi,
yakni memberikan motivasi melalui memberikan informasi gambaran yang jelas
kepada para anggota tentang jenjang karier yang dapat dinaiki oleh para
karyawan tersebut apabila mereka mampu membuktikan prestasi kerja yang
memuaskan.
g. Pengertian yang simpatik terhadap
masalah-masalah pribadai bawahan. Dalam menghadapi situasi yang demikian,
karyawan tersebut memerlukan ”strong shoulders to cry on” dalam arti akan
memandang atasannya sebagai seseorang yang bukan saja mau mendengarkan dengan
simpatik hal-hal yang berkaitan dengan maslaah pribadi yang dihadapi oleh
bawahannya akan tetapi juga mampu memberikan nasehat tentang cara-cara untuk
mengatasinya.
h. Keamanan pekerjaan, yakni terjaminnya seseorang
memperoleh pekerjaan dan jabatan dalam organisasi selama ia melaksanakan
tugasnya dengan baik dengan prestasi kerja yang memuaskan. Dengan kata lain
setiap karyawan perlu merasa yakin bahwa ia tidak akan diperlakukan
semena-mena, misalnya dalam bentuk pemecatan atau pemberhentian dengan tidak
hormat tanpa alasan yang benar-benar kuat, baik secara legal maupun formal.
i. Tugas pekerjaan yang sifatnya menarik.
Apabila kita mengetahui motivasi kerja dari para
pegawai, hal itu dapat dijadikan modal dalam melakukan penyempurnaan
organisasi, kita dapat meningkatkan semangat kerja sehingga memungkinkan
organisasi menampilkan pelayan yang berkualitas.
Berkaitan dengan motivasi ini, maka ada hal-hal
yang amat penting bagi seorang pimpinan terhadap karyawan, yaitu :
1. Para pimpinan organisasi seyogyanya memberikan kesempatan kepada bawahannya
untuk menyatakn keinginan, harapan, ide dan saran-saran, baik yang menyangkut
utgas kewajiban mereka maupun yang menyangkut kehidupan organisasi sebagai
keseluruhan.
2. Para pimpinan organisasi hendaknya terus berusaha untuk menumbuhkan,
memelihara, dan mengembangkan hubungan personal yang intim dan serasi
dikalangan para karyawan yang pada gilirannya akan menumbuhkan jiwa kebersamaan
yang mendalam yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan menumbuhkan
perilaku organisasional yang diinginkan.
Di samping itu, motivasi sekretaris kepada bawahan
untuk pimpinannya dapat berwujud, sebagai berikut :
1. Bertindak adil dan bijaksana, yakni bertindak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan benar.
2. Memberikan contoh yang baik, yakni menyangkut tentang etika dan cara kerja
yang sesuai dengan visi dan misi organisasi.
3. Mengusahakan terpenuhinya keperluan pegawai bawahan, hal ini penting karena
pemenuhan hak-hak bawahan akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kinerja
organisasi.
4. Menciptakan suasana kerja yang tenang, aman, dan tentram, yakni adanya
lingkungan kerja yang kondusif sehingga semua bawahan dapat bekerja dengan baik
dan lancar.
Di samping itu, seorang sekretaris tidak akan mencapai
hasil yang baik tanpa adanya kerja sama pada semua pihak. Faktor-faktor yang
penting dan mempengaruhi jalannya kerja sama sekretaris terhadap pihak lain,
sebagai berikut :
1. Koordinasi, yakni terjadinya hubungan kerja antara pihak satu denga jenjang lainnya
terutama dengan sekretaris.
2. Integrasi, yakni terciptanya sistem kerja yang menyatu dan terpadu secara
sistematik sehingga setiap pihak sangat saling terkait.
3. Sinkronisasi, yakni adanya kesesuaian kerja antara pihak satu dengan
lainnya, walaupun pada masing-masing pihak mempunyai tugas masing-masing.
4. Harmonisasi kerja sesama pegawai dan sekretaris.
5. Kesetiaan para pegawai, yakni berkaitan degan loyalitas dan kesungguhan
untuk memajukan organisasi.
6. Berpikir secara kritis dan dinamis dalam rangka memajukan organisasi.
7. Tersedianya sarana dan fasilitas yang memadai sehingga pekerjaan dapat
berjalan dengan baik dan lancar.
8. Tercukupinya dana untuk melakukan aktivitas organisasi, termasuk dalam hal
gaji, walaupun pada dasarnya permasalahan gaji merupakan wewenang dari
organisasi.
E. Sekretaris dan Kantor
Sekretaris dan kantor merupakan satu kesatuan yang
utuh dan bahkan sekretaris adalah kunci kedua setelah manajer atau pimpinan.
Segala urusan perkantoran mulai dari surat-menyurat sampai masalah keputusan
pimpinan sangat mempunyai pengaruh terhadap sekretaris. Segala penyelesaian
urusan dan proses administrasi perkantoran terletak pada kepintaran sekretaris.
1. Kewajiban Sekretaris karena Jabatannya
Pada dasarnya agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, sekretaris harus
mengetahui benar tentang :
a. Tugas sekretaris sebagai pembantu manajer atau pimpinan.
b. Tugas sekretaris sebagai manajer atau pimpinan bawahannya.
c. Hal-hal yang bersifat umum dan punya hubungan dengan manajer.
d. Mengetahui tentang tujuan organisasi.
Berdasarkan jabatan seorang sekretaris, maka
seorang sekretaris harus mampu melaksanakan tugasnya sebagai sekretaris dan
mampu mengembangkan kemampuan kepribadian diri sebagai seorang sekretaris, maka
seorang sekretaris harus dapat memenuhi keterampilan dasar mengenai :
- Surat-menyurat (korespondensi).
- Mengetik dan stenografi.
- Pembukuan (accounting).
- Penggunaan peralatan kantor.
- Pengarsipan (filling).
- Human relations.
Sedangkan untuk dapat meningkatkan kemampuan pribadi
dan kepercayaan diri, maka seorang sekretaris harus :
a. Pandai menyesuaikan diri, yakni kemampuan menempatkan diri pada situasi
tertentu.
b. Memahami segala tugas yang menjadi kewajibannya sehingga dapat menghindari
kesalahan.
c. Mau bertanya terhadap segala sesuatu yang kurang jelas.
d. Dapta bekerja sendiri tanpa harus memperoleh bantuan orang lain.
e. Mampu menyesuaikan kondisi.
f. Bijaksana terhadap permasalahan yang dihadapi bawahan atau diri sendiri.
g. Teliti dan tekun dalam penyelesaian tugas dan kewajiban.
h. Inisiatif dan kreatif.
2. Sekretaris Harus Dapat Bekerja dengan Atasannya
Sekretaris adalah bawahan langsung dari pimpinannya
sehingga segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh pimpinan harus mutlak
dilaksanakan oleh sekretaris dan sekretaris harus dapat menerima tugas tersebut
sebagai suatu kewajiban. Dengan demikian, agar tugas sekretaris terhadap
atasannya dapat berjalan dengan baik dan sempurna, maka seorang sekretaris
harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a. Sekretaris harus tahu sikap dan pribadi pimpinan.
b. Sekretaris harus dapat mengetahui kondisi pimpinan.
c. Sekretaris dan pimpinan kiranya terjadi hubungan kerja yang harmonis.
d. Sekretaris harus mampu memelihara wibawa atasannya.
e. Sekretaris harus mampu memelihara wibawa atasannya.
f. Sekretaris harus mampu mencerminkan sikap dan kebijakan atasan dalam suatu
sistem organisasi.
g. Sekretaris harus mampu menciptakan lingkungan kerja yang kondusif antara
pimpinan dengan bawahan.
h. Sekretaris harus mampu memelihara sistem kontrol terhadap hubungan kerja
dengan atasan.
i. Sekretaris harus mampu memberikan pemikiran positif terhadap penyelesaian
masalah maupun pada perencanaan pengembangan organisasi.
3. Memelihara Konsistensi Kerja
Untuk dapat membantu pimpinan untuk memelihara
manajemen dengan baik dan lancar, seorang sekretaris harus selalu melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Selalu menilai (evaluasi) hasil perkejaannya, baik pekerjaan pribadi maupun
bawahannya.
b. Memelihara mutu pekerjaan dan kelancaran pekerjaan, terutama pekerjaan
bawahan secara organisatoris.
c. Mempunyai rencana kerja yang baik dan matang.
d. Memperhatikan setiap instruksi pimpinan.
e. Mampu memprioritaskan pekerjaan yang lebih penting dan mendesak.
f. Menyelesaikan pekerjaan dengan penuh perhatian dan konsentrasi.
g. Mampu menanggulangi hambatan-hambatan dalam penyelesaian pekerjaan.
h. Bekerja dalam kerangka suatu sistem.
Memelihara konsistensi kerja seorang sekretaris
terhadap tugas dan fungsinya sangat penting karena sebagian besar tanggung jawab
organisasi terletak pada sekretaris. Kemampuan memanajerial dan pelayanan tugas
pada pimpinan merupakan konsistensi terhadap pekerjaan sengatlah dipentingkan.
Mengkomunikasikan perubahan yang terjadi oleh
seorang sekretaris sangat penting, apabila dilihat dari segi keprilakuan ,
yaitu setiap orang di dalam organisasi perlu mengetahui bukan saja tentang
peranannya dalam organisasi yang sedang berkembang, tetapi yang menyangkut
pengaruh perubahan terhadap jenjang karier dan keamanan pekerjaan mereka.
4. Mekanisme dan Tata Cara Kerja
Berhasilnya pekerjaan kantor bukan hanya terletak
pada kecerdasan dan keterampilan pegawai saja, tetapi juga dipengaruhi oleh
perilaku dan kondisi perkantoran. Oleh karena itu, bukan peraturan yang
bersifat ketat yang mengatur terlaksanannya disipilin kerja, melainkan
terlaksananya fungsi tiap unsur manajemen atas dasar kesadaran tugas dan
peranannya.
Sesuai dengan kedudukan, fungsi, dan tugas maka
dapat dilakukan :
a. Penyederhanaan cara kerja yang efisien dan efektif, seperti cara penyimpanan
arsip surat-surat penting.
b. Penetapan jadwal kerja yang tepat, terutamam jadwal kerja pimpinan yang
sangat padat.
c. Penggunaan peralatan komunikasi dengan tujuan efisiensi waktu dan biaya.
d. Membuat agenda penting sebagai materi pembicaraan dalam rapat-rapat
organisasi.
e. Pembagian kerja yang jelas dan tegas sesuai dengan kemapuan profesional
bawahan.
f. Pelaksanaan sistem pengawasan dan pengendalian terhadap cara kerja bawahan
dengan tidak mengganggu suasana kerja bawahan.
Pemahaman seorang sekretaris terhadapa fungsi dan
jabatannya sangatlah penting, hal ini untuk :
a. Memahami fungsi struktur organisasi.
b. Melakukan koordinasi dan komunikasi dengan seluruh jenjang manajemen
organisasi.
c. Memelihara kehidupan pelaksanaan manajemen organisasi.
Dalam organisasional telah disadari bahwa adanya
rencana yang mantap dengan skala prioritasnya, tidak dengan sendirinya
merupakan jaminan bahwa pelaksanaan akan benar-benar sesuai dengan rencana.
Ketidaksesuaian itu dapat timbul karena beberapa faktor, seperti :
a. Kesalahan-kesalahan teknis yang munbgkin dapat diselesaikan, tetapi mungkin
juga sulit untuk diselesaikan.
b. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilan para pelaksana pekerjaan di
lapangan.
c. Timbulnya force majeur yang tidak pernah diduga sebelumnya sehingga
menyulitkan pelaksanaan pekerjaan.
d. Unsur kesengajaan dari anggota organisasi yang dengan itikad tidak baik dan
mau merusak citra organisasi.
e. Penyalahgunaan teknologi, peralatan, kedudukan, dan wewenang.
Untuk mencegah keadaan negatif yang demikian atau
paling tidak untuk berusaha menguranginya, selalu diperlukan pengawasan, baik
pengawasan yang dilakukan oleh setiap pimpinan maupun pengawasan yang dilakukan
oleh sekretaris dan kalangan anggota organisasi.
F. Disiplin dan Kode Etik Perkantoran
Peraturan disiplin pegawai dan kode etik umumnya
disusun berdasarkan struktur dan fungsi organisasi yang tentunya tidak terlepas
dari unsur-unsur :
a. Hukum, konstitusional, atau pranata (ketertiban).
b. Struktur secara formal.
c. Kaidah-kaidah organisasi.
d. Sasaran dan tujuan.
e. Latar belakang sejarah.
Untuk dapat melaksanakan disiplin kerja bagi
seorang sekretaris supaya segala hal berjalan dengan baik dan tertib, maka
permulaan yang harus dilakukan adalah dengan melakukan perencanaan dan
pengontrolan kegiatan melalui :
a. Rencana kegiatan secara harian (rutin).
b. Buku catatan kegiatan (buku harian).
c. Sistem kearsipan.
d. Jadwal kerja.
e. Agenda kerja.
f. Pengontrolan pengiriman surat-menyurat.
Disiplin kerja sangat penting karena itu disiplin
kerja ini tidak saja harus dilakukan oleh seorang sekretaris, tetapi juga oleh
seluruh karyawan sesuai tugas masing-masing.
Kemampuan seorang sekretaris untuk tetap menjaga
dan memelihara agar tugas dan fungsi sekretaris sebagai pembantu pimpinan tetap
berjalan adalah sangat penting, terutama bila seorang sekretaris harus
mendampingi pimpinan yang :
a. Mempunyai fungsi bermacam-macam.
b. Kegiatan pimpinan yang tidak hanya di kantor saja.
c. Ada beberapa tugasnya yang harus dilimpahkan kepada sekretaris.
d. Jadwal kegiatan pimpinan yang dapat berubah setiap saat.
G. Peranan Sekretaris dalam Human Relations
Human relation merupakan hal yang sangat penting
dalam organisasi karena organisasi tidak pernah lepas dari faktor manusia yang
memiliki beranekaragam sifat. Sekretaris sebagai bagian dari organisasi selalu
berhadapan dengan pimpinan dan bawahannya dan orang-orang dari luar organisasi
yang memiliki sifat dan kepentingan yang berbeda.
Dengan mengetahui sifat-sifat dan kepentingan
seseorang lewat human relation, sekretaris akan cepat dan mudah untuk mengatasi
setiap orang yang mempunyai kepentigan tersebut. Sikap-sikap yang sangat
bermanfaat dalam human relation, yaitu :
a. Bersikap sabar dan tenggang rasa terhadap pekerjaan dan permasalahan yang dihadapi.
b. Saling pengertian.
c. Tegas
d. Obyektif
e. Menghargai pendapat dan usul orang lain.
f. Adil
Komunikasi, koordinasi, dan kerja sama sangatlah
penting dalam suatu organisasi sehingga diperlukan perhatian terhadap masalah
orang dan pengawasannya (cara kerja dan sikapnya) sehingga sangat diperlukan
adanya human relation.
Permasalahan yang sering dihadapi oelh sebuah
organisasi adalah komunikasi yang tidak efektif. Gejala-gejala yang sering
terjadi, seperti :
a. Kurangnya informasi mengenai data dan keterangan terutama yang memerlukan
perbaikan dan sering terdapat kekurangmampuan untuk merinci hasil yang dicapai.
b. Bidang tanggung jawab kurang jelas dirumuskan sehingga tidak jelas bentuk
dan lingkup perlimpahan tugas.
c. Penyampain petunjuk kerja secara jelas sering tidak terjadi dan hal ini
memperlihatkan adanya komunikasi yang kurang benar.
Dengan melihat permasalahan tersebut, peran
sekretaris dalam human relation sangatlah penting. Hal ini tidak saja dalam
pengertian hubungan kerja antara pimpinan dan bawahan, tetapi juga termasuk
pada hubungan informal atau hubungan kemanusiaan antara pimpinan dan bawahan
dalam rangka menciptakan suasana kerja yang kondusif.
Salah satu peran sekretaris yang sangat penting
adalah penyampain pesan kepada bawahan. Pesan yang dimaksud disini hendaknya
diinterpretasikan dalam arti luas, yaitu sesuatu hal yang ingin disampaikan
kepada orang, dalam hal ini adalah bawahan. Maka, pesan dapat diartikan sebagai
:
a. Keputusan untuk dilaksanakan.
b. Keputusan untuk dipahami dan dioperasionalkan
c. Perintah untuk dikerjakan.
d. Instruksi untuk dilaksanakan.
e. Informasi untuk diketahui.
Dalam hubungan hierarki, peran sekretaris antara
lain menyampaikan informasi, saran, dan hasil telaah bawahannya kepada
pimpinannya. Keterampilan komunikasi secara efektif mutlak perlu terutama
kemampuan berbicara secara persuasif, menulis dengan jelas dan dengan tata
bahasa yang baik serta menyampaikan ”pesan” dalam arti kemampuan menyampaikan
ide secara meyakinkan. Di samping itu, ”pesan” sebaiknya mengandung unsur :
a. Pendapat.
b. Saran.
c. Kritik yang sifatnya membangun.
d. Permintaan sumbangan pikiran.
e. Informasi.
Kelima hal tersebut amat penting dalam rangka usaha
menumbuhkan, memelihara, dan mempertahankan semangat kebersamaan dan hubungan
human relation dengan penuh rasa solidaritas dan semangat kerja sama yang
tinggi.
H. Catatan-catatan Kantor
Untuk melaksanakan pekerjaan secara teratur dan
cepat dalam organisasi, para manajer atau pimpinan harus mempunyai informasi
tertulis supaya dapat melaksanakn perencanaan dan evaluasi secara tepat.
Informasi sangat diperlukan dalam proses pemecahan masalah (problem solving)
dan pengambilan keputusan (decision making), apabila informasi dan keterangan
yang dibutuhkan, baik catatan kantor maupun laporan tidak tersedia, akan sulit
untuk mengambil langkah-langkah dan kebijakan yang diperlukan. Oleh karena itu,
peran sekretaris diperlukan untuk membantu pimpinan dalam mengelola
catatan-catatan organisasi.
Catatan kantor adalah dokumen yang mengandung data
atau informasi tertulis mengenai fakta atau kejadian tertentu yang menyangkut
organisasi. Jenis-jenis catatan kantor sangat banyak bentuknya, antara lain :
1. Catatan tentang keuangan, meliputi :
a. Keuangan operasional.
b. Keuangan pendapatan.
2. Catatan tentang program, meliputi :
a. Program jangka pendek.
b. Program jangka menengah.
c. Program jangka panjang.
3. Catatan tentang produksi, meliputi :
a. Produk barang setengah jadi.
b. Produk barang jadi.
4. Catatan tentang sumber daya, meliputi :
a. Potensi sumber daya ekonomi yang dimiliki.
b. Potensi sumber daya manusia
c. Dll.
Tujuan adanya catatan kantor untuk :
a. Menyediakan data-data dan fakta yang bersifat akurat sehingga pimpinan tidak
perlu mengingat-ingat dan menduga-duga yang sifatnya meragukan.
b. Untuk mengorientasikan kegiatan. Artinya dengan adanya catatan-catatan
kantor dapat diketahui sampai di mana perkembangan dan kemajuan organisasi.
c. Sebagai dasar pembuatan kebijakan. Dengan analisa, sintesa, dan penafsiran,
maka dapat dibuat kebijaksanaan yang akan datang.
d. Memenuhi persyaratan undang-undang. Catatan kantor memberikan bukti-bukti
yang sah dan mengandung makna perlindungan hukum.
e. Menentukan kelemahan dan kelebihan organisasi.
f. Catatan kantor membantu petugas untuk melakukan koreksi (inspeksi).
Pencatatan atau pengontrolan catatan kantor pada
dasarnya sanam baik yang sifatnya masuk dan keluar perlu dicatat. Pencatatan
catatan kantor diperlukan untuk mempermudah pengendalian atau
pengontrolannya.Pencatatan atau pengontrolan catatan kantor, bentuknya dapat
berupa :
1. Kartu kendali.
2. Buku agenda.
3. Buku agenda pembantu.
I. Bentuk-bentuk Catatan Kantor
Bentuk catatan kantor ada bermacam-macam, tetapi ada tiga catatan kantor yang
utama dan perlu mendapat perhatian, yaitu :
1. Formulir.
2. Surat-surat
3. Laporan.
A. Formulir
Pada dasarnya, formulir banyak bentuk dan jenisnya, namun, organisasi
menggunakan formulir untuk penataan sistem informasi manajemennya supaya
mempermudah seseorang melakukan sesuatu.
Tujuan penggunaan formulir, yaitu :
a. Mengetahui identitas seseorang ataupun badan-badan hukum tertentu.
b. Mengetahui maksud dan tujuan seseorang atau lembaga tertentu.
c. Mengetahui siapa yang diinginkan untuk ditemui atau dicari.
d. Mengetahui informasi-informasi lain yang berkaitan dengan seseorang atau
lembaga tertentu.
Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya formulir
pada suatu organisasi, yaitu :
a. Mempermudah kita mengisi identitas seseorang atau lembaga tertentu.
b. Mempermudah cara bekerja seseorang sekretaris secara cepat dan tepat.
c. Dapat menjadi bukti kuat dan sah.
d. Dapat diarsipkan.
B. Surat-surat (Korespondensi)
Surat adalah alat komunikasi yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada
pihak lain untuk menyampaikan warta atau pesan. Bahasa yang digunakan dalam
surat harus menggunakan kata-kata yang bersifat umum dan jelas, dapat
dimengerti maksud dan tujuannya serta tepat pada sasaran.
Macam-macam jenis surat dapat ditinjau dari
beberapa beberapa hal, yaitu :
a. Menurut wujud surat :
1. Kartu pos.
2. Warkat pos.
3. Surat bersampul.
4. Nota.
5. Telegram.
6. Surat pengantar.
b. Menurut tujuan surat :
1. Surat pemberitahuan.
2. Surat perintah.
3. Surat permintaan.
4. Surat panggilan.
5. Surat peringatan.
6. Surat keputusan.
7. Surat perjanjian.
8. Surat laporan.
9. Surat pesanan.
10. Surat penawaran.
c. Menurut sifat isi dan asal surat :
1. Surat dinas.
2. Surat niaga.
3. Surat pribadi.
d. Menurut jumlah penerima surat :
1. Surat biasa.
2. Surat edaran.
3. Surat pengumuman.
e. Menurut keamanan isi surat :
1. Surat sangat rahasia.
2. Surat segera.
3. Surat biasa.
f. Menurut prosedur pengurusan surat
1. Surat masuk.
2. Surat keluar.
g. Menurut jangkauan surat :
1. Surat intern.
2. Surat ekstern.
C. Laporan
Laporan merupakan bentuk catatan kantor yang memperkuat hubungan secara
struktural dari pegawai ke pimpinan. Secara berkala, pegawai perlu melaksanakan
laporan-laporan untuk menganalisis perkembangan organisasi atau perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
laporan :
1. Kejelasan, laporan ditulis secara ringkas, dan bahasanya baik.
2. Ketetapan, laoran yang ditulis harus menyangkut persoalan yang benar dan
penggunaan istilah yang tepat.
3. Kelengkapan, laporan harus menyangkut semua segi yang harus disampaikan
menyangkut kegiatan, efektivitas, hasil pencapaian, dan tujuan.
4. Penyelarasan, laporan yang baik memungkinkan timbulnya pandangan yang lebih
lanjut.
Laporan merupakan informasi yang dapat menjadi
dasar penentuan kebijaksanaan dan pengambilan keputusan. Laporan memberikan
gambaran tentang apa (what), di mana (where), kapan (when) mengapa (why), dan
siapa (who).
Fungsi-fungsi laporan :
a. Pertanggungjawaban dan pengawasan.
b. Penyampaian informasi.
c. Bahan pengambilan keputusan.
d. Pengembangan.
Syarat-syarat laporan :
a. Laporan harus benar dan obyektif.
b. Laporan harus jelas dan cermat.
c. Laporan harus tepat sesuai sasaran dan tujuan.
d. Laporan harus lengkap dan menyangkut semua hal yang harus dilaporkan.
e. Laporan harus tegas dan konsisten.
f. Laporan harus tepat pada waktunya.
Langkah-langkah dalam pembuatan laporan :
a. Menentukan masalah atau obyek yang akan dilaporkan.
b. Mengumpulkan data dan fakta meliputi surat keputusan, struktur organisasi,
data keuangan, materil, perlengkapan, tabel, grafik, dsb.
c. Mengklasifikasikan data.
d. Evaluasi dan pengolahan data.
e. Penulisan dan kesimpulan serta saran.
Menurut Waworuntu, untuk membuat laporan tertulis
yang baik dari semua pedoman yang ditulis dalam berbagai buku tentang pelaporan
dapatlah disimpulkan menjadi enam bagian, yaitu :
1. Kejelasan (clarity), yakni setiap laporan yang baik memiliki kejelasan,
yaitu ditulis secara ringkas dengan gaya bahasa yang baik dan mudah dibaca.
2. Ketetapan (consistency), yakni suatu laporan yang baik harus tetap
memperhatikan atau memperbincangkan bidang permasalahan yang telah ditentukan
dan tidak menyimpang ke permasalahan lain. Juga, istilah dan pengertian yang
telah dipakai tidak berubah sepanjang laporan tersebut.
3. Kelengkapan (adequancy), yakni suatu laporan yang baik harus lengkap dalam
semua segi yang perlu disampaikan, tidak ada keteledoran atau bagian-bagian
penting yang terlewati untuk disampaikan.
4. Ketetapan waktu (timeliness), yakni laporan yang baik hendaknya disampaikan
pada waktunya. Juga, data dan penafsiran yang disajikan harus dalam rangka
keadaan sekarang.
5. Kemungkinan penyelarasan (adaptability), yakni laporan yang baik mengakui
kemungkinan timbulnya pandangan yang berlainan terhadap permasalahan yang
dilaporkan itu dengan menyajikan data yang diperlukan.
6. Minat (interest), yakni laporan yaang baik hendaknya bersih dari perkataan
yang tidak tepat dan tidak berguna sehingga dapat menimbulkan minat dan
mempertahankan perhatian dari pembacanya.
Laporan secara lisan dapat diperoleh dari wawancara
dengan pegawai yang bersangkutan atau rapat yang sekaligus meliputi semua
pegawai. Manfaat dengan adanya laporan secara lisan ini :
1. Terjadinya penyampaian informasi dari bawah kepada atasan.
2. Terjadinya diskusi antara bawahan dengan atasan.
3. Kemungkinan ada informasi lain yang penting berkaitan dengan laporan
tersebut.
4. Terjadinya perkenalan diri dan kemampuan pegawai secara lebih baik.
5. Pegawai bawahan dapat memberikan masukan dalam rangka perbaikan dan
pengembangan organisasi atau perusahaan.
Laporan merupakan tujuan akhir dari setiap sistem
pemrosesan informasi, seba, laporan merupakan kesimpulan dari semua data yang
sebelumnya dikumpulkan dan diproses dalam perusahaan atau organisasi. Laporan
merupakan informasi umpan balik (information feed-back) yang menjadi dasar
penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan. Laporan diperlukan untuk
mengukur hasil kegiatan, efektivitas dan kebijakan, dan hasil pelaksanaan
pencapaian tujuan (accomplishment of company objective) dari suatu rencana
organisasi atau perusahaan.
J. Kearsipan
Kearsipan merupakan salah satu tugas sekretaris. Kearsipan adalah naskah-naskah
yang dibuat dan diterima oleh suatu organisasi. Pekerjaan administrasi terdapat
pada perencanaan, pelaksanaan, sampai pada pengawasan. Hasil pekerjaan
administrasi adalah arsip dan arsip juga merupakan alat bantu untuk
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan administrasi.
Berdasarkan penggolongannya, arsip dibagi menjadi
empat penggolongan :
1. Arsip vital. Arsip yang sangat penting dan tidak dapat diganti kembali bila
dimusnahkan, seperti akte pendirian perusahaan.
2. Arsip penting. Arsip ini melengkapi kegiatan rutin dan dapat diganti dengan
biaya tinggi dan lama, seperti arsip bukti-bukti keuangan.
3. Arsip berguna. Arsip ini berguna sementara dan dapat diganti dengan biaya
rendah, seperti surat pesanan.
4. Arsip tidak berguna. Arsip ini dapat dimusnahkan sesudah dipakia sementara,
seperti surat undangan rapat.
K. TUGAS SEKRETARIS DALAM RAPAT-RAPAT PENTING
1. Saat persiapan (perencanaan) :
a. Banyaknya undangan, termasuk siapa yang akan diundang.
b. Pembicara dan tema pembicaraan (agenda rapat).
c. Pengaturan ruangan dan fasilitas
d. Petugas dokumentasi, M.C., dan notulen.
2. Saat rapat berlangsung :
a. Daftar tamu/hadir.
b. Surat izin bagi yang berhalangan.
c. Hal-hal yang perlu dilaporkan (bahan dan data-data).
d. Keputusan rapat (kesimpulan).
e. Penutupan rapat (adakah informasi selanjutnya dsb).
f. Melakukan notulen.
g. Menyimpan arsip-arsip.
Selanjutnya, hal-hal penting yang perlu diketahui
oleh sekretaris mengenai rapat atau pertemuan, yaitu :
1. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk harus disesuaikan dengan sifat pertemuan atau rapat dan
banyak sedikitnya tamu yang akan hadir dalam rapat, maka perlu diperhatikan
pengaturan tempat duduk, yaitu :
a. Berbentuk setengah lingkaran.
b. Berbentuk lingkaran.
c. Berbentuk tapal kuda.
d. Berbentuk kelas.
e. Berbentuk empat persegi panjang.
2. Alat-alat perlengkapan rakyat
a. Sound system, microphone, dll.
b. Papan tulis, alat tulis, tongkat petunjuk, dll.
c. Overhead projector.
d. Alat-alat tulis bagi peserta dll. sesuai keperluan.
3. Macam-macam rapat menurut tujuan dan sifatnya
a. Menurut tujuannya meliputi :
1. Rapat penjelas, yakni rapat yang sifatnya hanya memberikan penjelasan kepada
bawahan dari hasil keputusan atau kebijakan pimpinan.
2. Rapat pemecahan masalah, yakni rapat yang bertujuan untuk mencari
penyelesaian terhadap permasalahan yang sedang maupun yang akan dihadapi.
3. Rapat perundingan, yakni rapat yang terjadi diantara dua pihak dalam rangka
untuk mencapai suatu kesepakatan tertentu secara adil dan merata.
b. Menurut sifatnya meliputi :
1. Rapat formal dan informala, yakni rapat yang secara resmi atau tidak resmi
yang dilaksanakan oleh pimpinan-pimpinan organisasi.
2. Rapat tertutup dan terbuka, yakni rapat yang dapat diikuti oleh semua
pimpinan dan bawahan atau rapat yang hanya khusus untuk para pimpinan
organisasi sehingga tidak diperbolehkan bawahan untuk ikut rapat.
3. Rapat ekstern atau intern, yakni rapat yang dilaksanakan oleh organisasi
tersebut atau rapat yang dilaksanakan di luar organisasi atau lembaga yang
berwenang.
4. Rapat umum, yakni rapat yang terbuka untuk semua, baik oleh pimpinan atau
bawahan.
c. Menurut jangka waktunya meliputi :
1. Rapat mingguan.
2. Rapat bulanan.
3. Rapat triwulan.
4. Rapat semesteran.
5. Rapat tahunan.
d. Menurut yang menghadirinya meliputi :
1. Rapat pimpinan.
2. Rapat staf.
3. Rapat pleno.
Selain tugas-tugas sekretaris tersebut di atas, ada
tugas lain yang juga penting diketahui bagi kelancaran tugas seorang
sekretaris, yaitu tugas dalam bidang statistik, yaitu merupakan tugas melakukan
keterangan-keterangan statistik dari data-data yang ada ke dalam bentuk-bentuk
susunan berupa :
1. Tabel atau daftar, yakni susunan angka-angka dalam bentuk kolom-kolom dan
daftar-daftar tertentu.
2. Grafik garis, yakni bilangan angka-angka yang dinyatakan dalam wujud garis.
3. Diagram batang atau balok (histogram), yakni susunan angka-angka dalam
bentuk balok.
Komentar
Posting Komentar