Perilaku Konsumen & Produsen
PERILAKU KONSUMEN |
Pengertian
perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah “Consumer
behavior can be defined as the behavior that customer display in searching for,
purchasing, using, evaluating, and disposing of products, services, and ideas
they expect will satisfy they needs”. Pengertian tersebut berarti perilaku
yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat
memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk
atau jasa yang ditawarkan.
Selain itu
perilku konsumen menurut Loudon dan Della Bitta (1993) adalah: “Consumer
behavior may be defined as the decision process and physical activity
individuals engage in when evaluating, acquiring, using, or disposing of goods
and services”. Dapat dijelaskan perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan dan kegiatan fisik individu-individu yang semuanya
ini melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan, menggunakan, atau mengabaikan
barang-barang dan jasa-jasa.
Menurut Ebert
dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai: “the various
facets of the decision of the decision process by which customers come to
purchase and consume a product”. Dapat dijelaskan sebagai upaya konsumen
untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN |
Menurut Philip
Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
- Faktor Budaya
Faktor budaya
memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui peranan
yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah
penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya
merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang
dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting
lainnya.
Setiap
kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.
Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok
keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen
pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas
sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu
masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai,
minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor
tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan,
pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
- Faktor Sosial
Perilaku
konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga
serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh
banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi
kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran
individu atau bersama.
Keluarga dapat
pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen
yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung
pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang
umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub,
organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan
dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan
penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
- Faktor Pribadi
Keputusan
pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan
daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
Konsumsi
seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian
terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis.
Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada
saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang
dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi
seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri
dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan
polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang
).
Gaya hidup
seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat
dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan”
yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu
dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang
responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat
merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku
konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki
korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai
pilihan produk atau merek.
- Faktor Psikologis
Pemilihan
barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi
merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara
untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik,
kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa
lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain
bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis
tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan
diterima.
Persepsi
didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan,
mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti
dari dunia ini. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang
sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran
menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.
Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
- Faktor Marketing
Strategy
Merupakan
variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan
mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
(1) Barang,
(2) Harga,
(3) Periklanan dan
(4)
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar
harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama
pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis
panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen dalam gambar
1.1 penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran
mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap
terhadap pilihan merek.
Strategi
pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen
telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan
sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan
belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah,
evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan
berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Panah
umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan
mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan.
Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen
membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara
relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap
ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian
dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk
merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang
lebih baik.
Wujud konsumen
:
- Personal Consumer
: Konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
- Organizational Consumer : Konsumen ini membeli atau menggunakan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan menjalankan organisasi tersebut
Perkembangan Teori Perilaku Konsumen
Perkembangan teori perilaku konsumen
didasarkan pada teori ekonomi, yakni yang menjelaskan bahwa seorang konsumen
akan menetapkan kuantitas komoditas yang dikonsumsi dengan cara memaksimalkan
kepuasan (utilitas).
Ceteris paribus atau preferensi dan variabel yang
lain dianggap tetap atau konstan. Pada saat menentukan kuantitas tersebut,
konsumen dihadapkan pada kendala pendapatan dan harga komoditas. Maka
preferensi dan selera (taste) terkait dengan psikologi manusia, maka beberapa
ahli mengembangkan teori perilaku konsumen dengan memasukkan elemen-elemen
psikologi dalam pengambilan keputusan konsumen.
Oleh karena teori perilaku konsumen
yang berkembang pada abad 20 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip psikologi
dan ekonomi. Sebagaimana diuraikan oleh Sumarwan (2004) bahwa perkembangan
tersebut tidak lepas dan pengaruh ilmuwan seperti George Katona, Robert Ferker,
John A Howard dan Jogdish N Sheth.
Manfaat Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat beragam
tergantung pada pemanfaat atau pengguna. terdapat dua kelompok pemanfaat:
kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi implementasi (Peter
dan Olson, 1999).
Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah
mampu:
- Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
- Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan
berpikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan
baik.
- Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi
pemasaran dengan baik.
Peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan
perlindungan konsumen:
Untuk mengetahui dan mempengaruhi
konsumen; yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas dengan benar,
terhindar dan penipuan serta menjadi konsumen yang bijaksana.
Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan
politik:
- Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk
mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk bisnis
yang merugikan konsumen.
- Sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan
perundang-undangan untuk melindungi konsumen.
Kelompok konsumen individu maupun
organisasi akan menukarkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhannya. Sehingga dan perilaku konsumen dapat membantu mencapai tujuan
dalam pemenuhan kebutuhan berbagai macam produk. Ditinjau dari pengambilan
keputusan, konsumen terdiri atas konsumen potensial .Calon konsumen dan
konsumen yang sudah melakukan pembelian
PERILAKU PRODUSEN
Produsen adalah salah satu bagian penting dalam kegiatan ekonomi,
karena jika tidak ada produsen maka tidak akan mungkin kegiatan ekonomi dapat
berjalan sebagai mana mestinya, berikut sedikit penjelasan mengenai produsen
dan perilaku-perilaku produsen.
Pengertian Produsen
Pengertian Produsen
Produksi adalah segala sesuatu yang secara langsung maupun tidak langsung ditunjukkan untuk menghasilkan barang dan jasa atau mempetinggi faedah barang guna memenuhi kebutuhan manusia. Produksijuga dimaksudkan untuk menghasilkan barang-barang konsumsi, yaitu barang-barang yang segera dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau konsumsi. Sedangkan produsen adalah orang ataupihak yang menyediakan dan menghasilkan produk, baik yang berupa barang ataupun jasa.
Guna suatu barang atau jasa yang timbul karena kegiatan produksi dapat dibedakan sbb :
1. guna bentuk (form utility).
2. guna tempat (place utility).
3. guna waktu (time utility).
4. guna kepemilikan (ownership utility).
5. guna pelayanan (service utility).
6. guna dasar (basic utility)
Prinsip ekonomi Produsen
Prinsip ekonomi produsen yaitu dengan modal yang dimiliki berusaha menghasilkan barang yang berkualitas dan mendatangkan keuntungan besar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh produsen dalam prinsip ini adalah :
1. Memilih produk yang sesuai dengan selera konsumen.
2. Menghasilkan barang atau jasa yang berkualitas.
3. Memilih alat-alat produksi yang baik dengan harga yang relative lebih murah.
4. Menekan biaya produksi sekecil-kecilnya.
Fungsi
Produksi
Seorang
produsen atau pengusaha dalam melakukan proses produksi untuk mencapai
tujuannya harus
menentukan dua macam keputusan:
1) berapa output yang
harus diproduksikan,
2) berapa dan dalam
kombinasi bagaimana faktor-faktor produksi (input) dipergunakan.
Untuk menyederhanakan
pembahasan secara teoritis, dalam menentukan keputusan tersebut
digunakan dua asumsi
dasar:
1) bahwa produsen atau
pengusaha selalu berusaha mencapai keuntungan yang maksimum,dan
2) bahwa produsen atau
pengusaha beroperasi dalam pasar persaingan sempurna.
Dalam
teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang disebut
fungsi produksi.
Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang menunjukkan
hubungan fisik atau
teknis antara jumlah faktor-faktor produksi yang dipergunakan dengan
jumlah produk yang
dihasilkan per satuan waktu, tanpa memperhatikan harga-harga, baik
harga
faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Dalam
teori ekonomi, sifat fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum
yang disebut : The
Law of Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang). Hukum
ini menyatakan bahwa
apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input
yang lain tetap maka
tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahan satu unit input
yang ditambahkan tadi
mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya menurun jika input
tersebut
terus ditambahkan.
Perilaku Produsen
Sebuah usaha
produksi baru bisa bekerja dengan baik bila dijalankan oleh produsen atau yang
sering kita sebut pengusaha. Pengusaha adalah orang yang mencari peluang yang
menguntungkan dan mengambil risiko seperlunya untuk merencanakan dan mengelola
suatu bisnis.
Pengusaha
berbeda dengan pemilik bisnis kecil ataupun manajer. Bila hanya memiliki sebuah
usaha dan hanya berusaha mencari keuntungan, maka orang itu barulah sebatas
pemilik bisnis. Bila orang itu hanya mengatur karyawan dan menggunakan sumber
daya perusahaan untuk usaha, maka orang itu disebut sebagai manajer. Pengusaha
lebih dari keduanya. Pengusaha berusaha mendirikan perusahaan yang
menguntungkan, mencari dan mengelola sumber daya untuk memulai suatu bisnis.
Agar berhasil
seorang pengusaha harus mampu melakukan 4 hal sebagai berikut :
a. Perencanaan.
Perencanaan antara lain terkait dengan penyusunan strategi, rencana bisnis,
serta visi perusahaan. Ia harus tau apa yang ingin ia capai dan bagaimana cara
mencapai tujuan tersebut.
b.
Pengorganisasian. Semua sumber daya yang ada harus bisa ia kelola untuk
mencapai tujuan perusahaannya, baik sumber daya, modal, maupun manusia.
c. Pengarahan.
Agar rencana bisa terwujud, pengusaha wajib mengarahkan dan membimbing anak
buahnya.
d.
Pengendalian. Kemampuan ini ada hubungannya dengan bagaimana hasil pelaksanaan
kerja tersebut. Apakah sesuai dengan rencana atau justru sebaliknya.
B. Produksi
Optimal
Produksi optimal dikaitkan
dengan penggunaan factor produksi untuk memproduksi output tertentu, posisi
optimal ini dicapai dimana tidak dimungkinkan untuk meningkatkan output tanpa
mengurangi produksioutput yang lain.
Tingkat Produksi Optimal
Tingkat produksi optimal atau
Economic Production Quantitiy (EPQ) adalah sejumlah produksi tertentu yang
dihasilkan dengan meminimumkan total biaya persediaan (Yamit, 2002). Metode EPQ
dapatdicapai apabila besarnya biaya persiapan (set up cost) dan biaya
penyimpanan (carrying cost) yang dikeluarkan jumlahnya minimum. Artinya, tingkat
produksi optimal akan memberikan total biayapersediaan atau total inventori
cost (TIC) minimum.
Metode EPQ mempertimbangkan
tingkat persediaan barang jadi dan permintaan produk jadi. Metode ini juga
mempertimbangkan jumlah persiapan produksi yang berpengaruh terhadap biaya
persiapan.Metode EPQ menggunakan asumsi sbb :
1. barang yang diproduksi
mempunyai tingkat produksi yang lebih besar dari tingkat permintaan.
2. selama produksi
dilakukan, tingkat pemenuhan persediaan adalah sama dengan tingkat produksi dikurangi tingkat permintaan.
3. Selama
berproduksi, besarnya tingkat persediaan kurang dari Q (EPQ) karena penggunaan
selama pemenuhan.
Penentuan Volume
Produksi yang Optimal
Menurut Riyanto (2001),
penentuan jumlah produk optimal hanya memperhatikan biaya variable saja. Biaya
variable dalam persediaan pada prinsipnya dapat digolongkan sbb :
1. Biaya-biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan frekuensi jumlah persiapan proses produksi yang disebut biaya
persiapan produksi (set-up cost).
2. Biaya-biaya yang berubah-ubah
sesuai dengan besarnya persediaan rata-rata yang disebut biaya penyimpanan
(holding cost).
Biaya penyimpanan terdiri atas
biaya yang-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila rata-rata persediaan
semakin tinggi.Biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan diantaranya :
1. Biaya fasilitas-fasilitas
penyimpanan (termasuk penerangan, pemanas atau pendingin)
2. Biaya modal (opportunity cost
of capital)
3. Biaya keusangan
4. Biaya perhitungan fisik dan
konsiliasi laporan
5. Biaya asuransi persediaan
6. Biaya pajak persediaan
7. Biaya pencurian, pengrusakan
atau perampokan
8. Biaya penanganan persediaan,
dan sebagainya.
Komentar
Posting Komentar